sindo
Minggu, 2 Desember 2007 14:19 wib
FITNES menjadi salah satu cara mencapai tubuh ideal. Sebenarnya perlukah pemberian suplemen saat fitnes untuk pembentukan tubuh?
Gaya hidup modern telah menyadarkan banyak orang akan penting dan mahalnya hidup sehat. Bahkan, kesehatan telah menjadi sebuah gaya hidup. Selain tubuh yang sehat, meningkatkan ketahanan tubuh serta motivasi membentuk tubuh atletis, seksi, dan ramping menjadi sebuah magnet tersendiri.
Salah satu cara untuk mewujudkan keinginan itu dengan melakukan fitnes. Berkat fitnes, penambahan otot di bagian tubuh tertentu bisa disesuaikan keinginan. Dalam latihan fitnes tersebut akan terjadi pembakaran kalori sehingga tubuh bisa dibentuk, dari otot tangan, perut, bahu, sampai kaki. Untuk mendapatkan tubuh ideal, selama mengikuti program fitnes, juga diperlukan suplemen.
"Namun, penggunaan suplemen tergantung dari tujuan fitnes yang ingin dicapai. Misalnya, untuk me-maintance (membentuk) tubuh atau agar tubuh bugar.Tentu saja intensitas dan asupan suplemen juga berbeda," ujar instruktur di Gold's Gym Jefrey Sihite.
Suplemen tidak dibutuhkan jika seseorang menginginkan tubuh sehat dan bugar. Mereka cukup menerapkan pola makan sehat. Pola makan sehat terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dengan jumlah kandungan tertentu. Kondisi berbeda dilakukan jika pola makan yang sudah diterapkan tidak mencukupi kebutuhan gizi yang sangat dibutuhkan.
"Misalnya, di tengah kesibukan pekerjaan tidak sempat mengonsumsi jenis makanan tertentu. Tentu saja asupan gizi juga akan berkurang," ujar instruktur yang menguasai bela diri body combat ini. Di sinilah peran suplemen diberikan, yaitu untuk menambah asupan gizi yang kurang.
Di sisi lain, suplemen diperlukan bagi mereka yang menginginkan bentuk tubuh tertentu. "Suplemen diberikan karena tubuh memerlukan asupan protein lebih dari sebelumnya. Protein diperlukan untuk pembentukan otot-otot tubuh," tuturnya. Sebagai contoh, suplemen otot yang berisi kandungan protein. Suplemen diberikan karena berfungsi untuk mengembalikan otot-otot yang "rusak".
Pria berdarah Batak ini melanjutkan, saat berolahraga, otot-otot dalam tubuh akan mengalami "kerusakan". Penambahan asupan protein dalam bentuk suplemen akan membantu otot-otot berkembang sehingga bisa kembali seperti semula. Proses pemulihan ini terjadi saat istirahat atau setelah berolahraga.
Senada dengan pendapat tersebut, Pendiri RAI Institute Ade Rai mengungkapkan, suplemen memang diperlukan, tapi tetap makanan utama yang lebih dipentingkan. Makanan yang diprioritaskan adalah makanan berprotein tinggi, seperti daging, ikan, telur, susu, tempe, tahu.
"Menilik dari asal kata suplemen yang berarti 'tambahan'. Suplemen akan memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk melengkapi kebutuhan gizi yang kurang lengkap," tandas pria kelahiran Jakarta, 6 Mei 1970 ini. Menurut Ade, kemudahan yang dirasakan, yakni cara penggunaan yang praktis setelah selesai berolahraga. Sebab, saat ini suplemen tersedia dalam bentuk powder (bubuk) yang bisa langsung dinikmati.
Adapun, kenyamanan karena suplemen berbentuk bubuk bersifat ringan sehingga tubuh mudah untuk mencernanya. Karena itu, tidak ada masalah apabila dikonsumsi sebelum berolahraga karena tubuh tidak akan terlalu merasa terlalu kenyang. Karena kemudahan dan kenyamanan suplemen, tidak berarti penggunaannya bisa sesuka hati. Mengonsumsi suplemen tetap memperhatikan takaran yang dianjurkan.
Konsultasikan Terlebih Dahulu
UNTUK mendapatkan hasil maksimal (pembentukan tubuh), jangan asal mengambil jalan pintas dengan langsung mengonsumsi suplemen. Sebelum mengonsumsi suplemen, perbanyak informasi mengenai produk tersebut.
"Agar tujuan fitnes tercapai, dapat dilakukan dengan tiga faktor utama, yaitu latihan olahraga teratur, istirahat teratur, dan pengaturan suplemen. Asal disiplin dilakukan, tujuan fitnes akan tercapai," ujar Ade Rai seraya menambahkan bahwa penggunaan suplemen secara tepat akan mengoptimalkan kesehatan.
Lebih jauh dia menyatakan, tersedia bermacam suplemen dengan tujuan masing-masing, seperti fitness suplemen atau suplemen pembakar lemak. Namun, alangkah baiknya jika berusaha melakukan pola latihan (olahraga) dan menerapkan pola makan yang benar sebelum akhirnya mencoba suplemen dalam bentuk apa pun.
Jefrey Sihite menambahkan, sebelum mengonsumsi suplemen tertentu sebaiknya berkonsultasi terhadap orang yang berkompeten, seperti ahli nutrisi atau trainer (pelatih). "Konsultasi ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan suplemen dan kemungkinan efek samping yang akan dirasakan. Sebab, reaksi suplemen tiap-tiap orang berbeda-beda," paparnya.
Jika tidak cocok, tubuh seseorang akan bereaksi, seperti diare atau merasakan alergi di dalam tubuh. Namun, Ade Rai menandaskan bahwa jangan menempatkan suplemen seperti obat. Apabila mengondisikan seperti ini, akan menyebabkan ketergantungan untuk terus mengonsumsi. Padahal, fungsi suplemen tetap sebagai tambahan jika diperlukan.
(mbs)
Gaya hidup modern telah menyadarkan banyak orang akan penting dan mahalnya hidup sehat. Bahkan, kesehatan telah menjadi sebuah gaya hidup. Selain tubuh yang sehat, meningkatkan ketahanan tubuh serta motivasi membentuk tubuh atletis, seksi, dan ramping menjadi sebuah magnet tersendiri.
Salah satu cara untuk mewujudkan keinginan itu dengan melakukan fitnes. Berkat fitnes, penambahan otot di bagian tubuh tertentu bisa disesuaikan keinginan. Dalam latihan fitnes tersebut akan terjadi pembakaran kalori sehingga tubuh bisa dibentuk, dari otot tangan, perut, bahu, sampai kaki. Untuk mendapatkan tubuh ideal, selama mengikuti program fitnes, juga diperlukan suplemen.
"Namun, penggunaan suplemen tergantung dari tujuan fitnes yang ingin dicapai. Misalnya, untuk me-maintance (membentuk) tubuh atau agar tubuh bugar.Tentu saja intensitas dan asupan suplemen juga berbeda," ujar instruktur di Gold's Gym Jefrey Sihite.
Suplemen tidak dibutuhkan jika seseorang menginginkan tubuh sehat dan bugar. Mereka cukup menerapkan pola makan sehat. Pola makan sehat terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dengan jumlah kandungan tertentu. Kondisi berbeda dilakukan jika pola makan yang sudah diterapkan tidak mencukupi kebutuhan gizi yang sangat dibutuhkan.
"Misalnya, di tengah kesibukan pekerjaan tidak sempat mengonsumsi jenis makanan tertentu. Tentu saja asupan gizi juga akan berkurang," ujar instruktur yang menguasai bela diri body combat ini. Di sinilah peran suplemen diberikan, yaitu untuk menambah asupan gizi yang kurang.
Di sisi lain, suplemen diperlukan bagi mereka yang menginginkan bentuk tubuh tertentu. "Suplemen diberikan karena tubuh memerlukan asupan protein lebih dari sebelumnya. Protein diperlukan untuk pembentukan otot-otot tubuh," tuturnya. Sebagai contoh, suplemen otot yang berisi kandungan protein. Suplemen diberikan karena berfungsi untuk mengembalikan otot-otot yang "rusak".
Pria berdarah Batak ini melanjutkan, saat berolahraga, otot-otot dalam tubuh akan mengalami "kerusakan". Penambahan asupan protein dalam bentuk suplemen akan membantu otot-otot berkembang sehingga bisa kembali seperti semula. Proses pemulihan ini terjadi saat istirahat atau setelah berolahraga.
Senada dengan pendapat tersebut, Pendiri RAI Institute Ade Rai mengungkapkan, suplemen memang diperlukan, tapi tetap makanan utama yang lebih dipentingkan. Makanan yang diprioritaskan adalah makanan berprotein tinggi, seperti daging, ikan, telur, susu, tempe, tahu.
"Menilik dari asal kata suplemen yang berarti 'tambahan'. Suplemen akan memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk melengkapi kebutuhan gizi yang kurang lengkap," tandas pria kelahiran Jakarta, 6 Mei 1970 ini. Menurut Ade, kemudahan yang dirasakan, yakni cara penggunaan yang praktis setelah selesai berolahraga. Sebab, saat ini suplemen tersedia dalam bentuk powder (bubuk) yang bisa langsung dinikmati.
Adapun, kenyamanan karena suplemen berbentuk bubuk bersifat ringan sehingga tubuh mudah untuk mencernanya. Karena itu, tidak ada masalah apabila dikonsumsi sebelum berolahraga karena tubuh tidak akan terlalu merasa terlalu kenyang. Karena kemudahan dan kenyamanan suplemen, tidak berarti penggunaannya bisa sesuka hati. Mengonsumsi suplemen tetap memperhatikan takaran yang dianjurkan.
Konsultasikan Terlebih Dahulu
UNTUK mendapatkan hasil maksimal (pembentukan tubuh), jangan asal mengambil jalan pintas dengan langsung mengonsumsi suplemen. Sebelum mengonsumsi suplemen, perbanyak informasi mengenai produk tersebut.
"Agar tujuan fitnes tercapai, dapat dilakukan dengan tiga faktor utama, yaitu latihan olahraga teratur, istirahat teratur, dan pengaturan suplemen. Asal disiplin dilakukan, tujuan fitnes akan tercapai," ujar Ade Rai seraya menambahkan bahwa penggunaan suplemen secara tepat akan mengoptimalkan kesehatan.
Lebih jauh dia menyatakan, tersedia bermacam suplemen dengan tujuan masing-masing, seperti fitness suplemen atau suplemen pembakar lemak. Namun, alangkah baiknya jika berusaha melakukan pola latihan (olahraga) dan menerapkan pola makan yang benar sebelum akhirnya mencoba suplemen dalam bentuk apa pun.
Jefrey Sihite menambahkan, sebelum mengonsumsi suplemen tertentu sebaiknya berkonsultasi terhadap orang yang berkompeten, seperti ahli nutrisi atau trainer (pelatih). "Konsultasi ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan suplemen dan kemungkinan efek samping yang akan dirasakan. Sebab, reaksi suplemen tiap-tiap orang berbeda-beda," paparnya.
Jika tidak cocok, tubuh seseorang akan bereaksi, seperti diare atau merasakan alergi di dalam tubuh. Namun, Ade Rai menandaskan bahwa jangan menempatkan suplemen seperti obat. Apabila mengondisikan seperti ini, akan menyebabkan ketergantungan untuk terus mengonsumsi. Padahal, fungsi suplemen tetap sebagai tambahan jika diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar